Beijing (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri China menilai negosiasi dagang yang dilakukan dengan Amerika Serikat berlangsung dengan baik dan mencapai kemajuan baru dibanding kesepakatan sebelumnya meski tidak menyebutkan secara detail kesepakatan tersebut.
"Kedua belah pihak mencapai kesepakatan penting tentang kerangka kerja untuk menerapkan pemahaman bersama antara kedua presiden dalam panggilan telepon mereka pada 5 Juni dan mengonsolidasikan hasil pembicaraan Jenewa," kata Juru Bicara Kementerian China Lin Jian dalam konferensi pers di Beijing pada Kamis..
"Ini merupakan kemajuan baru yang dibuat dalam menyelesaikan masalah ekonomi dan perdagangan masing-masing," kata Lin Jian melanjutkan.
Konsultasi ekonomi dan perdagangan antara China dan AS berlangsung di Lancaster House, satu gedung bersejarah milik pemerintah Inggris, di London pada 9-10 Juni.
Delegasi China dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri He Lifeng, didampingi Menteri Perdagangan Wang Wentao dan Kepala Negosiator Kementerian Perdagangan Li Chenggang.
Sementara delegasi AS diketuai oleh Menteri Keuangan Scott Bessent, Menteri Perdagangan Howard Lutnick serta Perwakilan Dagang Jamieson Greer.
"Sekarang setelah kesepakatan tercapai, kedua belah pihak harus mematuhi kesepakatan itu. Kami berharap AS akan bekerja sama dengan China untuk menindaklanjuti pemahaman bersama yang dicapai oleh kedua presiden dan memanfaatkan mekanisme konsultasi dengan baik," tambah Lin Jian.
Sebelumnya kedua pihak juga sudah mencapai kesepakatan pada 12 Mei di Jenewa, Swis, dimana mereka sepakat untuk menangguhkan sebagian besar tarif selama 90 hari dan mencabut berbagai kebijakan yang diberlakukan sejak awal April setelah Trump mengumumkan tarif “resiprokal” terhadap mitra dagang AS.
Selain itu ada percakapan telepon antara Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump pada 5 Juni 2025.
"Mudah-mudahan, melalui komunikasi dan dialog, akan ada lebih banyak konsensus dan kerja sama serta lebih sedikit salah persepsi," tambah Lin Jian.
Setelah pertemuan tersebut, Trump dalam akun media sosialnya "Truth Social" mengatakan bahwa "Presiden Xi dan saya akan bekerja sama erat untuk membuka China bagi perdagangan Amerika. Ini akan menjadi kemenangan yang hebat bagi kedua negara!!!".
Dalam unggahan lainnya, Trump mengungkapkan bahwa "Kesepakatan kita dengan China telah selesai, hasilnya adalah tunduk pada persetujuan akhir dengan Presiden Xi dan saya. Magnet lengkap, dan segala mineral tanah langka yang diperlukan, akan disediakan, di muka, oleh China,".
Sedangkan dari AS, kata China, akan menyediakan untuk China apa yang telah disetujui, termasuk mahasiswa China yang belajar perguruan tinggi dan universitas China (yang selalu baik dengan saya!).
"Kita mendapatkan total tarif 55 persen, China mendapatkan 10 persen. hubungannya sangat baik!" ungkap Trump.
Atas unggahan Trump tersebut, Lin Jian mengatakan posisi China tetap konsisten.
"China memandang dan menangani hubungan dengan AS mengikuti prinsip saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, dan kerja sama yang saling menguntungkan," tambah Lin Jian.
Sebelum terjadi pembicaraan di London, China melakukan pembatasan ekspor mineral tanah jarang dan magnet ke AS, sedangkan AS membatasi penjualan perangkat lunak desain "chip" ke China dan menyebut akan "secara agresif mencabut" visa pelajar China.
Pemerintahan Trump juga mengeluarkan larangan perusahaan AS menjual perangkat lunak yang digunakan untuk merancang semikonduktor ke China serta peringatan agar tidak menggunakan chip kecerdasan buatan yang dibuat oleh perusahaan teknologi China, Huawei.
Mineral tanah jarang dan magnet diketahui sangat penting untuk berbagai industri mulai dari mobil hingga jet tempur sementara China memegang monopoli atas bahan-bahan yang sangat penting bagi industri dan pertahanan Amerika tersebut.