Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha (Dirjen Bimas Buddha) Kementerian Agama (Kemenag) Supriyadi mendukung pelaksanaan uji coba ziarah spiritual atau dharmayatra bertajuk "Cultural Spiritual Inclusive" di Candi Borobudur.
Menurut Supriyadi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat, pelaksanaan dharmayatra di Magelang pada Kamis (12/6) itu berpotensi memperkuat posisi Candi Borobudur sebagai destinasi wisata religi umat Buddha Indonesia, bahkan dunia.
"Ditjen Bimas Buddha telah secara masif terus melakukan kegiatan keagamaan dan mempromosikan Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Pawon, dan Candi Sewu sebagai Wisata Religi Umat Buddha Indonesia dan dunia. Berbagai kegiatan keagamaan digelar di Candi Borobudur seperti peringatan detik-detik Waisak, Kathina, Magha Puja, Asadha Chanting, Pabajja Samanera dan kegiatan lainnya," ucapnya.
Baca juga: Menbud Fadli Zon tegaskan tak ada pembuatan eskalator di Candi Borobudur
Baca juga: Menbud ingin Borobudur jadi simbol toleransi umat
Diketahui, terdapat sekitar seratus lima puluh umat Buddha yang mengikuti uji coba dharmayatra itu. Mereka yang datang dari berbagai perwakilan organisasi keagamaan dan perguruan tinggi Buddha itu merasa bisa lebih khusyuk dan nyaman bersembahyang karena seluruh prosesi peribadatan dilakukan bersama-sama serta dibimbing langsung para bhikku dan banthe.
Lebih lanjut, Pemimpin Ibadah Uji Coba Kunjungan Wisata Spiritual Borobudur Bhikkhu Ditti Sampanno menjelaskan, dalam agama Buddha dharmayatra dimaknai sebagai kegiatan berkunjung ke situs-situs Buddhis dengan tujuan bukan sekadar wisata, melainkan juga perjalanan spiritual yang memberikan banyak pengalaman dan pengetahuan tentang dharma serta menambah keyakinan.
Kegiatan tersebut, kata dia, menjadi rangkaian untuk menguji seberapa lama, seberapa jauh umat Buddha bisa melaksanakan Cultural Spiritual Inclusive.
“Targetnya 150 orang per jam. Kita diberi waktu jam 7 sampai jam 9. Harapannya 150 orang per jam, jadi dalam dua jam bisa 300 orang. Nah, ini adalah trial untuk bagaimana pelaksanaan satu jam apa saja yang bisa kita lakukan. Ternyata, dalam satu jam kita bisa melakukan puja atau persembahyangan, penghormatan kemudian meditasi serta Puja Mandala di Candi Borobudur,” kata dia.
Baca juga: Candi Borobudur targetkan 76.000 pengunjung pada masa libur Lebaran 2025
Menurut dia, dengan pangsa pasar umat Buddha yang mencapai sekitar 400 juta di dunia, destinasi wisata spiritual di Candi Borobudur itu sangat memungkinkan untuk dilanjutkan.
“Kalau permohonan saya ke depan tidak dibatasi waktu, namun cukup diberikan satu tempat yang khusus. Jadi, tidak mengganggu wisatawan yang biasa dan juga kita bisa melaksanakan kegiatan dengan baik. Atau kalau tidak, diberikan waktu malam, misalkan pukul 4 sore sampai 9 malam," ucap dia.
Ia juga menyampaikan bahwa kegiatan uji coba itu digelar berkat kolaborasi antara yayasan, majelis, serta perguruan tinggi dan lembaga pendidikan agama Buddha, bahkan agen travel setempat.
"Ini adalah trial yang kita lakukan, bekerja sama dengan Daya Nusa atau Yayasan Dharmayatra Nusantara Utama yang berlokasi di Borobudur di bawah Kementerian Agama dan juga kita bekerja sama dengan berbagai majelis-majelis agama Buddha yang ada di Indonesia, serta perguruan tinggi dan lembaga pendidikan agama Buddha," jelas dia.
Kemenag sebut Dharmayatra perkuat Borobudur jadi destinasi religi dunia
Jumat, 13 Juni 2025 6:31 WIB

Suasana pelaksanaan uji coba ziarah spiritual atau dharmayatra bertajuk "Cultural Spiritual Inclusive" di Candi Borobudur, Magelang, Kamis (12/6/2025). ANTARA/HO-Humas Kementerian Agama