Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis dermatologi dan venereologi lulusan Universitas Sebelas Maret (UNS) dr. Frieda, Sp.DVE menyampaikan stres menjadi salah satu faktor pencetus cacar api terutama pada pasien dewasa muda.
"Faktor risiko cacar api yang paling sering mencetuskan terutama pada dewasa muda itu adalah stres, di mana resikonya akan meningkat sekitar 47 persen," kata Frieda dalam diskusi kesehatan yang dipantau secara daring di Jakarta, Selasa.
Stres dapat meningkatkan kadar katekolamin ataupun hormon kortisol di dalam tubuh, yang pada akhirnya akan menurunkan sistem kekebalan tubuh. Kadar hormon kortisol dan katekolamin yang tinggi akan meningkatkan resiko reaktivasi virus cacar api.
Baca juga: Papdi sebut wanita lebih berisiko terjangkit cacar api
"Memang faktor stres itu biasanya yang paling sering ditemukan, yang menjadi faktor pencetus pada pasien cacar api, terutama yang usianya itu remaja hingga dewasa muda. Biasanya ini (pasien) yang kerja kantoran yang biasanya sering lembur dan juga pola makannya biasanya sering telat," kata Frieda menjelaskan.
Frieda, yang berpraktik di Rumah Sakit Mayapada Bogor, menemukan banyak pasien cacar api atau herpes zoster pada usia dewasa mudah, pada rentang 20 - 30 tahun. Selain itu, terdapat juga beberapa kelompok yang lebih rentan terinfeksi cacar api atau herpes zoster, seperti apabila orang yang memiliki riwayat penyakit cacar api di keluarga, di mana resikonya 2,4 kali lebih tinggi.
Pasien lanjut usia dengan penyakit komorbid, pada umumnya diabetes, juga mengalami risiko sekitar 40 persen terkena cacar api. Frieda menjelaskan faktor risiko cacar api yang dipicu dari diabetes yang tidak terkontrol dengan kadar gula darah relatif tinggi atau hiperglikemia, yang akan menurunkan respon imun seluler pada tubuh.
Baca juga: Dinkes Bogor sampaikan situasi terkini penyakit cacar air dan gondongan
"Respon imun seluler pada tubuh kita yang turun ini, dia akan mempercepat kambuhnya reaktivasi dari virus cacar apinya. Ini merupakan salah satu faktor pencetusnya, terutama apabila diabetesnya itu dalam keadaan tidak terkontrol," ucap dia.
Faktor peningkatan risiko cacar api atau herpes zoster juga berasal dari penyakit kardiovaskular atau jantung, yang meningkatkan risiko sekitar 34 persen dan penyakit autoimun dengan risiko meningkat 1 hingga 2 kali lipat lebih banyak.
Pasien penyakit HIV/AIDS risikonya meningkat jauh 3,2 kali lipat lebih tinggi terkena cacar api, sementara pada pasien gangguan pernafasan termasuk asma hingga penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) risiko meningkat 30 persen.
Baca juga: Ahli sarankan pemerintah lakukan PE pada kasus gondongan-cacar
Cacar api merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varicella zoster, virus yang sama dengan penyebab cacar air.
Gejala cacar api biasanya timbul berupa ruam atau bintil berisi cairan yang terpusat pada satu sisi tubuh saja. Bintil atau ruam itu tidak melulu tersebar di seluruh tubuh.
Selain ruam, cacar api juga sering menimbulkan demam atau nyeri.