Sumenep (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Jawa Timur, terus berupaya melestarikan budaya Madura karapan sapi dalam bentuk lomba yang digelar di Stadion Giling, Kecamatan Sumenep, Minggu.
"Karapan sapi ini bukan hanya sebatas hiburan, akan tetapi memiliki nilai budaya luhur yang menjadi identitas Madura. Karena itu, upaya untuk melestarikan warisan budaya leluhur ini harus kita lakukan," kata Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo saat menyampaikan sambutan pada acara pembukaan lomba karapan sapi itu.
Sebanyak 64 pasangan sapi kerap berlaga berebut juara di ajang Lomba Karapan Sapi Bupati Sumenep Cup 2025, yang berasal dari empat kabupaten di Pulau Madura, yakni Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Kabupaten Sumenep, serta dua kabupaten dari luar Pulau Madura, yakni Kabupaten Lumajang dan Probolinggo.
Baca juga: Ini dia, 24 pasang sapipun berebut Piala Presiden
Bupati Fauzi mengatakan Pemkab Sumenep merasa bertanggungjawab untuk melestarikan budaya leluhur karena karapan sapi memiliki makna strategis dan juga bisa menjadi kekuatan pariwisata daerah.
"Karena itu, masyarakat harus menjaga warisan leluhur Madura ini, khususnya di Kabupaten Sumenep. Karapan sapi bukan hanya hiburan rakyat, tapi, kekayaan budaya yang bisa dikenalkan ke dunia," kata dia.
Pemkab Sumenep berkomitmen menjadikan lomba karapan sapi sebagai agenda tahunan, dengan pola penyelenggaraan profesional, kreatif, dan berinovasi.
Sang bupati juga mengajak semua pihak memahami pentingnya mengemas pagelaran lomba karapan sapi secara lebih menarik dengan memanfaatkan kemajuan teknologi untuk promosi agar acara itu bisa menjadi daya tarik wisata budaya skala nasional maupun internasional.
Baca juga: Karapan Sapi Piala Presiden
"Karapan sapi ini bukan sekadar hiburan rakyat, tetapi, juga bentuk kecintaan kita terhadap budaya lokal. Ini harus terus kita jaga agar tetap hidup di tengah arus modernisasi,” ujar Bupati Fauzi.
Dia juga mengingatkan pentingnya menjunjung tinggi sportivitas dan keamanan selama lomba berlangsung.
“Menang dan kalah itu hal biasa dalam sebuah perlombaan, akan tetapi sportivitas dan solidaritas antarpeserta harus terjaga dengan baik," kata dia.
Ketua Panitia Pelaksana Karapan Sapi Miskun menyatakan lomba karapan sapi kali ini bukan hanya ajang adu cepat antar pasangan sapi, tetapi, juga sebagai momentum mempererat kebersamaan dan menjaga jati diri budaya Madura di tengah perubahan zaman.