Jakarta (ANTARA) - Dokter Spesialis Konservasi Gigi RSUD Bakti Pajajaran Cibinong drg. R Jarvi A Safitri, Sp.KG menyarankan masyarakat untuk tidak segera mencabut gigi berlubang dan melakukan konsultasi agar mendapatkan Perawatan Saluran Akar (PSA) untuk mengatasi infeksi di akar gigi.
"Gigi berlubang jangan cepat-cepat dicabut, periksakan dulu ke dokter gigi apakah masih memungkinkan untuk dilakukan perawatan saluran akar. Jika memungkinkan kita lakukan PSA," kata Safitri dalam diskusi daring di Jakarta, Jumat.
Safitri menjelaskan bahwa perawatan saluran akar merupakan sebuah tindakan yang biasa dilakukan dokter gigi untuk memperbaiki kerusakan pada akar gigi.
Tindakan itu biasanya diperuntukkan bagi pasien dengan kasus sakit gigi yang luar biasa, di mana permasalahannya disebabkan oleh infeksi atau peradangan pada gigi.
Ia menyatakan perawatan saluran akar berguna untuk mempertahankan gigi asli selama mungkin di rongga mulut dan mengembalikan fungsinya menjadi normal lagi, serta mempertahankan estetika gigi.
Menurutnya, mencabut gigi saat sedang mengalami peradangan amat berbahaya karena terdapat kemungkinan pasien mengalami komplikasi dan pendarahan.
"Nanti jadi sulit ditangani, terus obat anestesinya pun nanti tidak efektif pada saat lagi nyeri. Jadi nanti pencabutannya pun enggak nyaman," ujar dia.
Oleh karenanya, sebelum memutuskan untuk mencabut gigi, dokter akan meresepkan obat seperti penghilang rasa sakit dan antibiotik serta melakukan pemantauan selama tiga sampai lima hari. Termasuk memutuskan untuk dilakukannya perawatan saluran akar.
Setelah dirasa peradangan mereda, dokter akan melakukan evaluasi kembali untuk memutuskan bisa atau tidaknya gigi pasien dicabut.
Lebih lanjut ia meminta masyarakat untuk dapat memahami bahwa gigi berlubang disebabkan oleh multifaktor. Faktor pertama yakni adanya bakteri yang tinggal di gigi.
Bakteri itu dapat berkembang akibat adanya sisa makanan yang menumpuk di dalam rongga atau di sela-sela gigi yang sudah lama tidak terangkat dengan sikat gigi maupun obat kumur.
"Bakteri jahat inilah namanya streptococcus mutans, si bakteri itu lama-lama berkembang biak di situ, bermetabolisme di situ sampai menghasilkan asam. Asam itu yang kemudian akan demineralisasi atau melarutkan si jaringan struktur enamel yang putih ini," ujar Safitri.
Zat asam itu nantinya menyebabkan enamel gigi tidak kuat menahannya dan mulai terbentuk plak-plak pada gigi. Pembentukan bisa terjadi dalam kurun waktu 24 jam.
"Jadi kalau kita tidak sikat gigi seharian, asam yang akan melarutkan jaringan keras enamel gigi itu, setelahnya muncul pertama lubang kecil," tambahnya.
Ia melanjutkan proses tersebut juga seringkali tidak terasa dan lubang-lubang biasa muncul pada sela-sela gigi. Apabila terus didiamkan, lubang akan kian membesar hari demi hari.
Jika lubang itu sudah mengenai permukaan dentin gigi, barulah sensitivitas untuk merasakan nyeri dan sakit meningkat. Pembesaran lubang akan terus terjadi menembus pulpa.
"Kalau sudah menembus pulpa itu baru sakit sekali, karena sudah kena syaraf. Jadi ketika sudah kena pulpa ini makin dalam, kita lihat perawatannya, itu dilihat dari kedalaman lubang giginya," ucap Safitri yang merupakan lulusan Universitas Padjadjaran itu.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Perawatan saluran akar untuk atasi infeksi di akar gigi